Digitalisasi UMKM Sebagai Fokus Capres 2024

Digitalisasi UMKM sudah jadi topik kontinu yang kerap dibahas dan selalu jadi topik yang ambigu. Pada intinya memang UMKM dapat mendukung kemajuan ekonomi nasional. Terutama dengan fokus utama pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kalau ingin berhenti bekerja dengan orang lain, kita juga mau tidak mau perlu aware dengan UMKM dan aturan yang ada.

Go digital sepertinya tidak dapat dipisahkan dari perekonomian nasional. Peran digitalisasi dianggap krusial untuk mempercepat penetrasi pasar dan meningkatkan konsumsi masyarakat. Saat platfom seperti Tiktok sempat absen selama dua bulan sebagai platform belanja daring, Tiktok Shop kembali beroperasi.

Angka-angkanya cukup fantastis. Seperti kemungkinan pemerataan ekonomi digital dengan fokus pada UMKM. Sepertinya memang UMKM harus pilih jalur digital kalau ingin bersaing secara global. Akan lebih enak kalau aturan pemerintahnya juga mendukung.

Survei menunjukkan bahwa sebanyak 73,7 persen UMKM dan korporasi di Indonesia memilih e-commerce sebagai mitra penjualan. Walau hal ini dibayangi dengan kekhawatiran tentang keamanan data pengguna dan hal terkait lainnya. Pada dasarnya dunia digital memang memberikan peluang yang besar. Bisa dari segi profit maupun branding.

Tantangan Digitalisasi UMKM di 2024

Pada dasarnya, meski digitalisasi dapat memberikan keuntungan besar bagi UMKM, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Padahal kesadaran tersebut sudah sangat dipahami dari tahun-tahun sebelumnya. Yang kita lihat adalah digitalisasi yang sebatas buka toko online dan berjualan di marketplace. Jadi, perjalanan digitalisasi UMKM pada tahun 2024 masih panjang.

Hal yang paling diprekdiksi adalah mengulang-ulang hal yang sama. Entah karena tidak memahami kendala dilapangan atau kesulitan mengawinkan UMKM dan digital. Kalau kita ingin mulai bisnis digital yang berangkat dari UMKM ada beberapa hal yang kita rubah secara drastis.

1.UMKM Beroperasi Dengan Cara Promosi Lama

Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses dan keterampilan digital di kalangan pelaku UMKM. Banyak UMKM yang masih memakai cara-cara tradisional dalam menjalankan bisnis. Ibaratnya, mungkin sudah buka toko online tapi masih kesulitan memaksimalkannya.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan digital dan memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau bagi pelaku UMKM. Yang lebih sering kita lihat adalah pemerintah lebih suka mengadakan pameran UMKM dari pada mendorong atau bahkan memaksa UMKM untuk lebih digital.

2. Masalah Keamanan

Privasi dan Keamanan data adalah masalah serius dalam lingkungan digital. UMKM harus memastikan bahwa data mereka aman dan terlindungi dari serangan cyber. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk memberikan pelatihan dan sumber daya yang tepat bagi pelaku UMKM untuk memperkuat keamanan data mereka.

Karena hal ini cukup riskan, banyak UMKM yang urung pakai digital. Alih-alih meluangkan waktu untuk belajar atau posting produk, cara konvensional dinilai lebih nyata dan membawakan hasil. Bagaimana tidak, ini cara yang sudah dilakukan ratusan tahun, tentu kita sudah hafal luar dan dalam.

Kalau berjualan secara digital, dari mulai daftar platform, riset, sampai taruh rekening semua perlu waktu. Terutama bila sudah menjalani semua langkah dan hasil tidak langsung terasa. Berbeda dengan gelar lapak dan langsung ketemu pembeli dan dapat uang pada hitungan menit atau jam.

3. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi Informasi

Tantangan dalam mengadopsi teknologi digital masih adalah masalah klise sulitnya akses internet. Tahu dong kalau UMKM rata-rata berkembang di daerah-daerah. Banyak daerah di Indonesia yang masih memiliki akses internet yang terbatas dan infrastruktur teknologi informasi yang belum memadai.

Jadi kita akan sangat terbiasa dengan janji pemerintah untuk meningkatkan akses internet. Belum lagi infrastruktur teknologi informasi yang lebih baik di seluruh Indonesia lainnya yang tidak kalah pentingnya. Mungkin akan perlu waktu lebih dari satu kali masa jabatan Presiden untuk dapat merealisasikannya.

Dalam menghadapi tantangan digitalisasi UMKM di tahun 2024, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan pelaku UMKM itu sendiri. Dengan mengatasi tantangan ini, UMKM dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing di era digital yang semakin maju.

Visi-Misi Calon Pemimpin Terkait Digitalisasi UMKM

Keberlanjutan UMKM berdampak pada kurang lebih 60 juta pelaku usaha dan anggota keluarganya. Dukungan terhadap digitalisasi pasar bagi UMKM dianggap sebagai keharusan untuk bersaing dengan produk-produk asing dalam persaingan e-commerce.

Tantangan digitalisasi sektor UMKM disadari sepenuhnya oleh para calon pemimpin bangsa yang mencalonkan diri pada 2024 mendatang. Indikasinya terlihat dari penyebutal go digital untuk UMKM pada debat pemilihan Presiden 2024. Masing-masing calon memiliki sejumlah agenda terkait digitalisasi UMKM.

Secara umum, draf visi-misi tiap capres-cawapres cukup menjanjikan. Terdapat optimisme dari tiap calon untuk meningkatkan UMKM Indonesia. Walaupun secara garis besar, tidak ada hal “baru” yang jadi bahasan. Rata-rata semua cara sudah dilakukan dan bukan hal yang inovatif.

1.Pasangan Nomor 1

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengungkapkan fokus mereka pada akses internet. Selain itu, koperasi dan UMKM akan mendapat bantuan dalam penyederhanaan regulasi, terutama dalam bentuk teknologi informasi. Tidak lupa, mereka membahas pemanfaatan e-commerce dan teknologi informasi oleh UMKM dan juga koperasi.

2.Pasangan Nomor 2

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pun menawarkan kurang lebih hal yang sama. Digitalisasi UMKM dilakukan dengan holding pembiayaan ultramikro. Yang dibalut dalam satu proyek dengan nama PNM Mekaar. Kalau pasangan satu memakai koperasi, pasangan ini menyebutkan pinjaman modal yang diperuntukkan bagi UMKM.

3.Pasangan Nomor 3

Ganjar Pranowo-Mahfud MD menitik beratkan peran pelaku usaha yang perlu diberikan pelatihan lebih lanjut. Intinya adalah memasarkan produk domestik dalam e-commerce. Selain itu, isinya kurang lebih sama dengan penggunakan kata dan diksi yang berbeda.

Jadi, memang capres pun hanya dapat melihat marketplace sebagai mendukung UMKM lokal untuk lebih digital. Narasi penguatan hal ini disuarakan dalam momentum debat perdana di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Kurang lebih, intinya adalah membahas literasi digital dan kecepatan internet yang perlu dipercepat. Hal lain yang jadi perhatian adalah cyber security untuk menjamin keamanan bagi semua pihak yang terlibat, khususnya pembeli.

Digitalisasi UMKM tidak bisa dipungkiri adalah topik yang hangat dibicarakan yang masil perlu pengkajian lebih dalam. Masalah marketplace dan keamanan adalah solusi dan kendala yang terus dibicarakan tanpa trobosan yang benar-benar dapat diimplementasikan.

Jadi, kita memang harus memperkaya diri sendiri dengan skill dan pemahaman. Pilih bisnis digital yang Anda minati dan cari cara untuk memasarkannya secara global. Pemerintah tentu mendukung langkah-langkah Anda tersebut. Hanya saja, mengharapkan ada dukungan mungkin sementara bersifat pinjaman atau narasi yang perlu digodok lebih lanjut.

Digitalisasi UMKM Yang Kita Perlukan

Selama ini digitalisasi sangat berfokus dengan berjualan. Karena sebagai media promosi, internet dan berbagai platform marketplace memang ideal. Tapi cara digitalisasi sebenarnya bisa dilakukan sejak produksi sampai ke tangan pelanggan. Bahkan, lebih dari itu.

Pelanggan dapat memberikan testimoni yang dijadikan sebagai media promosi. Kemudian prosesnya dapat berulang dan bahkan berkembang lebih jauh lagi. Semua orang melihat peluang untuk berjualan, dan ada saja yang ditawarkan. Bisa jasa, produk, atau keduanya.

Kalau kita tidak mulai melihat pembeli sebagai pelanggan dengan keinginan dan kebutuhan, maka promosi akan selalu sama. Bedanya, kini kita memakai internet dan marketplace. Menyentuh pembeli dengan cerita dan keterkaitan akan jadi pembeda dengan bisnis lainnya.

Hal ini tidak mudah karena sebelumnya kita pun perlu membuka diri sebagai UMKM atau pebisnis. Menceritakan mengenai usaha, inspirasi dan juga impian. Dengan demikian baik algoristma marketplace dan sosial media akan lebih komprehensif dalam mendukung apapun bisnis digital atau bisnis UMKM digital yang Anda geluti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *