Personal branding bukan suatu hal mudah bagiku. Walau semua yang aku capai dalam bidang penulisan artikel adalah salah satunya berkat internet. Perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk bisa menulang penghasilan dengan mengoptimasi internet.
Berkat internet, aku dapat mencari peluang penghasilan saat kehilangan pekerjaan. Aku berusia 35 tahun (pada saat itu ya) tidak menemukan lowongan yang cocok. Pada usia tersebut kalau kita bukan tenaga ahli, ya hampir tidak ada posisi yang cocok. Alias sudah ketuaan deh.
Internet membantu aku untuk menemukan potensi yang tadinya aku tidak kira aku miliki. Siapa kira aku jadi penulis dan menelurkan dua cerpen, yang masih dikerjakan keroyokan dengan penulis lain. Atau memulai ngeblog, jadi content writer tapi sosial media yang aku miliki sama sekali tidak menunjukan semua kegiatan tersebut.
Karena tidak memiliki latar belakang menulis, aku banyak membuat kesalahan sederhana. Kalau membaca ulang tulisan diawal-awal mulai menulis, aku kadang ingin kembali dan mengeditnya.
Apalagi kalau kena teguran editor atau dapat masukkan dari penulis lain. Maunya berbesar hati dan menerima dengan lapang dada. Tapi, di usia yang hampir masuk kepala empat, kadang sakitnya sekali.
Perjalanan ngeblog aku sangat lama dan kadang Cuma berjalan di tempat. Kalau blogger lain sudah punya nama, ternak blog, mengisi jadi narasumber dimana-mana. Aku masih diam di belakang layar. Bersembunyi d ibelakang nama pena Yulie Kusuma.
Saat mengeluh kenapa dapat job menulis susah, buku gak laku-laku, teman lama mengatakan suatu hal yang membuat aku berpikir.
“bagaimana orang tahu kamu sudah buat buku kalau gak pernah posting, apalagi promosi? Aku saja sebagai teman kamu, gak tahu kalau kamu sering menang lomba blog. Kita berteman di sosial media, tapi kamu tidak memanfaatkannya”
Kontenza.com : Berkonten Sambil Meningkatkan Personal Branding
Menulis artikel untuk orang atau perusahaan menurutku susah-susah gampang. Karena ada brief dan aturannya. Kita tinggal menulis saja. Berapa penghasilannya? Kecil.
Karena memang tingkat kesulitannya juga terbilang rendah. Kalau sudah meningkat ke Copywriting, SEO writer, bayaran lebih tinggi dan tingkat kesulitan juga mulai naik.
Ibaratnya kalau tulisan mau dihargai lebih besar, effort yang dikeluarkan juga harus lebih fantastis.
Aku kemudian mulai memberanikan diri untuk membuat blog yang perjuangannya juga luar biasa. Kemudian aku membuat blog lagi dengan nama kontenza.com. Sesuai namanya memang aku berfokus pada konten yang beragam. Blog tersebut juga mendadak tidak bisa diakses setelah berjalan 8 bulan. Semua sampel dan hasil tulisan hilang karena provider yang mendadak sudah tidak beroperasi lagi.
Kemudian aku buat blog satu lagi dengan nama kontenloka.com. Sekarang alhamdulilah, kedua blog tersebut sudah sehat dan masih dalam proses pembuatan konten secara konsisten.
Iya, buat konten blog sendiri tidak semudah buat konten untuk klien. Kita perlu bisa membuat tulisan dengan berbagai niche dan gaya. Tapi, dalam waktu yang sama, kita juga perlu menemukan konten yang bisa mencerminkan diri kita sendiri.
Personal Branding tidak semudah hanya memaparkan kita siapa. Karena kita terlihat gado-gado kalau tidak memilih satu ciri khas tersendiri yang mudah diingat orang. Intinya, kita perlu membuka diri untuk bisa dikenal, tapi dengan alur yang jelas. Apa konten yang aku pilih? Emak-emak penulis diusia 40an. Aku bisa bicara banyak karena memang mengalaminya sendiri.
Hampir semua lomba yang aku ikuti sering memakai sudut pandang itu. Mulai bisnis di usia 40an, ganti profesi, dan lain sebagainya. Aku membentuk branding dengan mengikuti beberapa blog competition. Tapi, sebagian besar, branding tersebut harus diciptakan sendiri. Dengan demikian, aku bisa memperkuat personal brandingku di dunia digital.
Tantangan Membuat Konten Bisnis Digital Jasa Buat Artikel
Aku menulis untuk beberapa klien, untuk mendapatkan klien lebih banyak, aku paham sekali kalau sosial media dan blog yang aku miliki harus bisa “menjual”. Di antara semua kesibukan, kadang membuat konten tidaklah mudah. Apalagi kalau mau mempromosikan diri sendiri. Aku juga baru sadar betapa aku tidak percaya diri, padahal sudah memiliki pengalaman kerja dimana-mana.
Menulis pesanan klien sendiri sudah kelimpungan. Aku sempat berpikir untuk membuat jasa penulisan artikel. Aku mengenal cukup banyak teman penulis selama bertahun-tahun ini. Alhamdulillah, sampai hari ini aku masih menulis, aku makin dikenal diantara blogger dan penulis lainnya.
Kalau ada yang DM dan memberi selamat atas kemenangan menulis blog, rasanya senang sekali. Apalagi kalau aku tahu mereka-mereka tersebut adalah suhu dalam bidang tersebut. Apa aja sih tantangan yang aku rasakan selama bangun konten untuk personal branding?
1. Pilihan isi Konten
Nggak semua posting sosial media, pesan, dan keseluruhan konten bisa menyampaikan branding yang aku inginkan. Pesan yang ingin dikirimkan tidak semudah yang aku bayangkan. Dan aku punya gelas Sarjana Komunikasi Loh! Duh, maafkan daku almamaterku.
Apa yang dipelajari dan realita tidak selalu berbanding lurus. Ideku masih acak-acakan. Posting instagram, Facebook, dan blog kadang tidak sinkron. Aku juga tidak selalu bisa dengan mudah menuangkan apa yang ingin aku utarakan.
2. Pengerjaan Fast Respon
Karena semua dikerjakan sendiri, maka respon aku tidak selalu cepat. Ada DM menanyakan tentang penawaran, ada email masuk yang terlewat karena telat baca. Atau link blog yang broken dan tidak bisa diakses. Sepertinya sehari tidak cukup untuk bisa melakukan semuanya.
Selama ini aku merasa cukup ahli dalam multitasking. Tapi, akupun merasa kesulitan untuk menetapkan personal branding, membuat perencanaan konten dan benar-benar melakukannya.
Apalagi kalau aku kelewatan chat klien potensial karena tenggelam dengan pesan lainnya. Tantangan besar untuk perbaikan diri adalah memberikan respon yang cepat. Apalagi kalau memang potensi kerjaan yang memang aku bisa lakukan.
3. Susahnya Fokus
Jasa penulisan artikel perlu gambar yang menunjang. Aku pun belajar memakai aplikasi Canva sehingga gambar benar-benar bisa sesuai dengan konten yang aku inginkan. Tapi kemudian ada peluang untuk mengerjakan gambar. Aku jadi sempat bingung apakah tidak masalah aku menulis, dan juga belajar buat gambar?
Kemudian makin hari makin banyak media sosial yang berkembang. Aku juga sempat ingin buat Youtube Channel dan membuat konten dalam bentuk video. Bayangkan, konten dalam bentuk tulisan saja aku sering kesulitan. Aku sudah kepikir belajar Capcut dan membuat video. Akhirnya, keinginan tersebut aku hentikan karena selain tidak ada waktu, aku harus menjaga fokusku.
4. Personal Branding yang Terlalu banyak Revisi
Manusia adalah tempatnya salah, tapi menerima komplain tetap saja sakit. Apalagi kalau koreksi itu datang dari diri sendiri. Artikel tidak kunjung naik karena ada saja kurangnya. Posting media sosial terus-menerus ditunda karena merasa ada saja yang kurang pas. Apalagi kalau merasa sedang mandek dan tidak bisa mengalirkan kata-kata.
Maunya tuh, posting dengan tulisan menggugah dan berisi. Tapi jadinya adalah merenung depan keyboard dan tidak tahu harus menulis apa. Kalau tulisan sudah kelar, ada saja kendala lainnya. Bisa gambar yang membuat kita berfikir ulang dan lain sebagainya.
5. Kompetitor
Banyak penulis lain yang hasil tulisannya lebih bagus dan media sosialnya mencerminkan hal yang tepat. Mereka branding on point dan aku terlihat seperti emak-emak sok sibuk.
Aku sendiri nggak mau banyak terfokus untuk mengalahkan penulis lain. Tapi memang aku jadikan mereka contoh dan juga panutan. Aku jadi dapat banyak inspirasi dengan melihat konten penulis atau blogger lainnya.
Bagaimana mereka memilih tampilan, pilihan konteks, dan lain sebagainya. Jadi, dimulai dari rasa iri bisa jadi cambuk untuk aku bisa membuat konten dengan personal branding yang kuat. Ada banyak contohnya, aku hanya perlu menemukan jati diriku sendiri.
Berkah Membuat Konten Pada Personal Branding dan Bisnis
Pemakaian banyaknya sosial media bukan tanpa hasil. Ada yang mendatangkan klien. Ada juga yang memberikan peluang lainnya. Aku jadi makin yakin kalau kita buat konten secara konsisten. Tentu akan membuahkan hasil.
1. Penghasilan Meningkat
Alhamdulillah, dengan membuat konten secara konsisten, aku dapat follower secara konsisten pula. Pengunjung website jadi meningkat dan ada beberapa yang menawarkan berbagai kerjasama.
Aku dapat tawaran untuk jadi backlink yang walaupun hanya menghasilkan uang yang tidak banyak. Kemudian, aku menyadari ada peluang untuk menjadikan website sebagai backlink plus dengan konten yang bisa aku buat sesuai kebutuhan klien.
Jadi, aku bisa dapat transferan harian, mingguan dan juga bulanan. Walau dari segi nominal masih terbilang rendah (dibawah UMR lah) Aku bisa memiliki tambahan untuk kebutuhan jajan sehari-hari.
Aku juga beriklan melalui berbagai platform freelance. Setelah membuatnya yang aku perlu hanya tinggal menunggu tawaran job-job yang masuk lewat email. Aku sangat mensyukuri walau uang dari hasil memberanikan diri untuk branding sebagai penulis artikel tidak dianggap sebagai bragging.
2. Kolaborasi Dengan Penulis Lain
Bagiku, mencari penghasilan bukan semata uang saja. Tapi juga berbagai potensi yang dapat menghasilkan pencapaian. Ada penulis yang melihat posting aku tentang jadi penulis dan mantap memilih profesi tersebut.
Penulis lain ada juga yang akhirnya tertarik membeli bukuku. Bahkan mereka mengajak aku untuk bergabung dalam komunitas penulis dan bekerja sama untuk menelurkan buku bersama.
Aku sangat merasa bersyukur menemukan dunia penulisan di mana semua orang saling membantu. Aku merasa mendapat penguat dari teman-teman khususnya ketika sedang order sepi.
Ada saja yang memberi semangat untuk mengikuti lomba blogging. Ada juga yang sering main ke web aku yang bertanya kenapa sudah lama tidak posting. Perhatian kecil tersebut yang membuat aku makin semangat untuk membuat konten tentang jadi penulis.
3. Melatih Mental
Aku selalu terpikir mungkin videoku jelek atau e-book yang aku buat tentang jadi penulis artikel dianggap isinya biasa saja. Itulah yang membuat aku cukup lama membuat file-file tersimpan rapi di laptop. Aku khawatir dihujat orang dengan konten aku yang isinya terkesan sok jago.
Tapi, kemudian tahun berganti tahun. Aku makin sadar kalau tantangan terbesar pertumbuhan personal brandingku adalah diriku sendiri. Aku jadikan semua posting konten sosmed dan website sebagai ajang untuk melatih mental.
Kalau ada yang tidak berkenan silahkan skip saja. Aku berusaha untuk mendobrak dinding yang aku buat sendiri. Dan setelah beberapa posting tik-tok dan youtube. Tidak ada tuh yang berkomentar jahat. Bahkan untuk mendapatkan view dan pengunjung saja tidak mudah. Jadi memang apa yang ada dipikiran memang banyak yang tidak terbukti.
Semua komentar positif maupun negatif aku anggap sebagai input terbaik. Karena semua memberikan jadikan pelajaran berharga buat bekal buat aku kelak.
4. Dapat Relasi / Kenalan Baru
Ada penulis yang berhasil membangun personal branding melewati tik-tok (mungkin kalau Milenial atau Gen Z). Penulis atau blogger lain aku lihat rata-rata cukup vokal di Instagram.
Aku hanya ikuti alur dan coba menghias akun Instagram dengan lebih banyak posting tentang kerjaan sebagai penulis. Apalagi kalau menang lomba blog atau cerpen lolos kurasi dan naik cetak.
Walaupun tidak posting tiap hari, bisa terlihat kalau personal brandingku mulai terbentuk. Aku aku jadi makin sering kenalan sama orang-orang baru. Penulis baru juga klien baru.
iIasanya kalau ada pengumuman lomba baru atau pengumumannya. Ada saja yang DM yang memberikan semangat. Aku juga melakukan hal yang sama pada blogger lain.
Aku jadi tahu beberapa nama yang sudah langganan menang lomba atau jadi narasumber. Semua tidak akan terjadi kalau aku diam-diam saja kalau menang lomba.
Jadi memang aku harus merubah mindset yang berpikiran kalau buat konten tentang menang lomba blog itu adalah pamer. Padahal Allah sudah memberikan rejeki dan peluang. Dengan adanya kemenang kecil tersebut seharusnya aku manfaatkan secara optimal.
Aku jadi memperoleh insight baru di dunia bisnis digital. Jadi konten yang aku buat juga jadi lebih beragam. Ada yang dimaksudkan untuk lomba, personal branding sebagai penulis tapi juga ada ruang untuk aku berbagi pikiran dan juga pengalaman.
Internet memudahkan aku untuk membuat konten untuk membangun personal branding sebagai penulis konten. Semua saling terkait dan bahkan klien bisa datang dan tertarik dengan konten yang memang tidak dimasukkan untuk promosi.
Jadi, bagi aku, konten yang beragam akan membuat orang tertarik. Mereka mungkin tidak selalu tertarik dengan sisi yang kita tampilkan. Dan hal-hal kecil yang ternyata membuat klien percaya dengan intuisi kita. Dan aku sangat mensyukuri semua hal itu.
Membuat Konten Pada Personal Branding
Aku membuat semua konten di rumah. Aku tidak bisa kerja di cafe atau sambil bepergian. Walaupun bisa saja menyesuaikan. Lebih banyak pekerjaan yang cepat diselesaikan kalau berada di rumah.
Terutama karena aku sudah nyaman dengan koneksi internet yang bisa unduh dan upload gambar, artikel atau video dengan cepat.
Aku berlangganan paket dari provider Internet IndiHome, untuk memperlancar kerjaan dan bisnis digitalku. Dengan demikian, aku bangun personal branding dengan berbekal koneksi internet.
Aku anggap semua adalah investasi. Jadi, aku makin nyaman dirumah dan menghasilkan berbagai konten yang sesuai dengan keinginanku. Aku juga membuat ruang untuk bisa kerja dengan fokus.
Internet cepat IndiHome yang adalah andalan internetnya Indonesia. Jadi makin lancarlah aku berkonten ria, membangun personal branding dan juga menjalani bisnis penulisan artikel.
Kenapa Harus IndiHome?
Internet penting untuk menunjang macam-macam aktivitas sehari-hari. Aktivitas Tanpa Batas ada banyak peluang yang bisa aku dapatkan dengan memakai provider satu ini.
Kalau awalnya aku pakai internet untuk nonton, pakai sosial media untuk berkomunikasi saja. Sekarang, aku melihat internet dalam kacamata yang lebih luas.
Aku bisa membuat konten untuk mengembangkan personal branding. Selain itu, aku bisa berbisnis, dapat uang, dan dikenal juga. Yang terpenting, aku jadi bisa mengekspresikan diri dengan berbagai bentuk konten sesuai dengan tingkat kenyamananku.
Kalau sedang mood, aku bisa buat konten video, menulis atau posting sosmed. Internet lancar dan stabil jadi penyokong bisnis di era modern seperti saat ini. Dan salah satu provider internet dengan koneksi lancar dan stabil yang paling aku rekomendasikan adalah IndiHome.
IndiHome adalah produk Telkom Indonesia dengan track record berkualitas yang panjang. IndiHome adalah layanan telekomunikasi yang memanfaatkan teknologi kabel fiber optik.
Ditunjang teknologi canggih ini, IndiHome memungkinkan kita untuk bisa melakukan beragam aktivitas komunikasi. Transfer data dijamin aman, meng upload konten jadi cepat tanpa kendala serta berfungsi maksimal dengan minim gangguan.
Selain itu, IndiHome juga memiliki banyak kelebihan, misalnya:
1. Pilihan Paket Variatif
Tiap provider ada plus dan minusnya. Pada umumnya punya beberapa pilihan internet. Tapi, apakah sudah pas dengan kebutuhan? Kita mungkin ingin coba paket terhemat terlebih dahulu.
Tapi, lebih seringnya paket paling murah adalah yang paling tidak bisa apa-apa. Belum lagi masalah koneksi dan kecepatannya. Percuma dong kalau punya internet tapi Cuma cukup kuat buka Youtube dan facebook saja. Tidak bisa upload apalagi melakukan pengeditan secara online.
Apalagi kalau ada banyak pengguna dalam satu rumah. Kebutuhan tentu bermacam-macam. Masa aku harus berhenti pakai internet hanya karena suami sedang main game online? Atau semua harus berhenti dengan aktivitasnya hanya untuk aku bisa upload video terbaru. Haduh. Oleh karena itu, pilih provider internet harus benar-benar sudah yang paling bagus.
IndiHome memiliki berbagai pilihan paket yang bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan kita, misalnya:
- Paket IndiHome JITU 1-1P
- Paket IndiHome PROMO INET TV
- Paket Promo Spesial IndiHome
- Paket IndiHome 3P (Internet + TV + Phone)
Untuk informasi paket IndiHome yang lebih lengkap temen-temen bisa kunjungi website resmi IndiHome.
2. Jaringan Luas dengan Kualitas Internet Cepat dan Stabil
Ada banyak keunggulan dari IndiHome terkait dengan kualitas jaringan. Itu juga yang jadi alasan utama aku memakainya.
- Jaringan IndiHome ini udah tersebar di banyak daerah di Indonesia.
IndiHome tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Jadi kamu dapat melihat apakah tempat tinggal kalian sudah berada dalam jaringan IndiHome ya. Bisa langsung cek di aplikasi myIndiHome kalau ingin informasi yang terupdate.
- Jaringan fiber optic IndiHome bisa transfer data mencapai 100 Mbps, jadi kita berselancar dengan lebih cepat.
Buat temen-temen yang bergantung banget sama internet kayak aku, memilih IndiHome adalah keputusan tepat. Buat konten, upload video, desain melalui Canva, semua bisa dilakukan bersamaan. Aku juga bisa mendengarkan Sportify atau Youtube dalam waktu bersamaan.
- Jaringan IndiHome pasti stabil meskipun ada beberapa pengguna mengakses internet secara bersamaan.
Main game online, menonton TV hingga streaming youtube secara bersamaan tidak akan ada masalah berarti. Aku jadi bisa mengatur waktu lebih optimal.
- Kabel serat optik handal bahkan dalam kondisi cuaca ekstrim sekalipun.
Jadwal posting yang aku buat sekali dalam sehari selalu bisa tersalurkan. Walau hujan lebat sekalipun. Urusan buat dan upload konten selalu lancar.
3. Bayar Di Mana Saja
Aku bayar tagihan dengan membuat pemotongan langsung pada aplikasi. Tapi masih ada cara bayar lainnya yang bisa jadi pilihan. Aku bisa bayar melalui
- Aplikasi LinkAja
- Kantor Pos
- Jaringan ATM (Mandiri, BNI, BRI, BCA)
- E-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli
- GoPay dan OVO
- Alfamart, Indomaret dan lain sebagainya.
Dari semua kelebihan IndiHome di atas, tentu sudah menjawab kenapa IndiHome ini banyak direkomendasikan.
Untuk pengguna internet, pebisnis digital, blogger dan penulis yang mencari rezeki dari internet , sangat cocok pakai IndHome. Dengan akses internet cepat, minim gangguan, kita bisa buat konten untuk mengembangkan personal branding.
Kita jadi bisa berkonten ria dengan semangat. Kalau sedang ada ide atau menghadapi dateline dan tiba-tiba koneksi buruk tentu berpengaruh juga ke mood. Jadi, tidak salah pilihan provider internet dengan menjatuhkan pilihan pada IndiHome.
Terimakasih IndiHome karena membantu aku membuat konten. Memberikan koneksi yang cepat sehingga upload bisa cepat dan aku dapat melakukan berbagai hal dalam satu waktu.
Bagi membuat konten blog, materi e-book, video tutorial. Semua jadi cepat dan mudah dengan layanan internet yang bisa aku andalkan. PT Telkom Indonesia melalui layanan fixed broadband IndiHome membantu kita melakukan berbagai aktivitas tanpa batas.