Selalu ada peluang bisnis. Kita kerja dahulu, kumpulkan modal dan mulai bisnis. Itu urutannya. Setelah menginjak usia kepala 4. Saya menyadari kalau pintu peluang bisnis tidak selebar yang kita perkirakan. Entah kejar-kejaran dengan waktu atau kesibukan lainnya. Namun pada titik tertentu, tubuh seseorang usia 40an tentu berbeda dengan mereka usia 20an.
Raih Peluang Bisnis Sedini Mungkin
Sebenarnya saya sudah cukup puas kerja dengan orang lain dan kerja untuk diri sendiri. Sepanjang hidup saya adalah perpaduan dari keduanya. Pekerjaan pertama yang saya jalani adalah pengajar dari sebuah TK Internasional, saya masih SMA saat itu. Saya masih mengingat hari pertama mengajar dengan membawa tumpukan lembar kerja dan mendampingi anak-anak menghabiskan makan siangnya.
Saya menyukai dunia mengajar dan bahkan sampai sekarang. Selain itu, saya habiskan hampir setengah hidup untuk mengajar. Baru saat menginjak usia kepala 4, saya mulai berfikir apa selanjutnya. Jadi, ya waktu berjalan cepat dan banyak peluang yang tanpa saya sadari, terlewat begitu saja. Setidaknya melalui artikel ini, saya ingin mendorong siapa saja untuk menyadari kalau sebenarnya kita mempunyai waktu lebih sedikit dari yang kita kira.
Koneksi Sebagai PNS
Selama dua tahun, saya mengejar AKTA 4 dan berharap untuk bisa jadi guru di sekolah. Kemudian saya menikah dan tidak cukup sabar sebagai guru honorer. Gaji yang sekitar 400 ribu sampai 700 ribu tidak cukup untuk membuat saya bertahan sampai pembukaan lowongan guru berikutnya.
Bahkan kalau saya ingat-ingat, tidak sekalipun saya mencobanya. Peluang saya untuk menjadi guru jalur PNS seperti ibu saya telah tertutup. Tapi tidak apa-apa, saya memiliki berbagai pengalaman mengajar di di sekolah internasional. Baik yang berbasis dari Pendidikan Usia Dini maupun kursus Bahasa Inggris. Selain itu, saya tidak mungkin mengingkari gaji dan training yang telah saya dapatkan. Semua adalah kenangan indah yang membentuk diri saya jadi seperti sekarang.
Menjadi Penulis Dengan Mata Memudar
Sekitar usia 35 tahun, saya berhenti kerja untuk menemani mertua yang perlu pendampingan di rumah karena kurang sehat. Saya langsung dapat kerjaan online sebagai penulis. Bahkan pada waktu itu, saya dapat bayaran sebesar gaji sebagai pengajar.
Tapi tak lama kemudian, saya menyadari mata mulai sakit dan sangat kering setelah hanya tiga puluh menit melihat laptop. Kadang-kadang mata terasa tidak nyamandan hanya ingin memejam mata dan tidur. Hancurlah keinginan bergadang atau jadi penulis yang bisa menulis di mana saja.
Jadi saya pergi ke dokter mata dan mengatakan saya terlalu lama menatap layar karena tuntutan profesi. Dokter menyarankan obat tetes mata bebas pengawet dan kompres panas untuk membuka saluran air mata saya.
Setelah 6 tahun menulis lima artikel tiap hari, menerbitkan dua kumcer, saya mulai meragukan umur panjang sebagai penulis. Dengan mata yang cepat lelah, produktivitas pasti akan memudar. Mungkin hal selanjutnya yang saya lakukan untuk tetap produktif adalah mencari juru ketik atau merekam podcast.
Jika mata kabur, setidaknya masih bisa menggunakan suara. Dan jika suara sudah tidak memungkinkan, setidaknya blog ini dapat jadi peninggalan yang semoga anak saya tidak lupa perpanjang domainnya. (tolong ya nak)
Selama 14 tahun terakhir, saya berpikir, “Jika bisa berbicara selamanya, bisa menulis selamanya.” Sayangnya, peluang bisnis jalur penulis mungkin hanya bertahan sampai beberapa tahun lagi. Setelah usia 50 tahun, saya menduga produktivitas akan turun drastis.
Semoga tidak, tapi realistis saja, jam terbang mungkin akan sangat menurun. Sekarang saja, saya menulis pada pagi hari dan tidur di malam hari. Beda sekali dengan versi mudah saya yang kuat begadang untuk menyelesaikan berbagai hal. Jadi, peluang bisnis itu akan saya kejar sekarang, sampai waktunya nanti untuk mulai mengurangi jam menulis.
Memiliki Anak Adalah Suatu Hal yang Besar
Saya tidak memikirkan konsep jam biologis sampai kami mulai mencoba memiliki anak. Setelah bertahun-tahun mencoba, saya menyadari bahwa kami seharusnya memiliki anak lebih awal. Tidak peduli seberapa besar Anda ingin percaya bahwa memiliki anak setelah usia 28 itu mudah, namun tidak bagi sebagian besar pasangan.
Kesempatan menemukan pasangan saja sekarang banyak yang menundanya sampai usia 30an. Kemudian jendela punya anak adalah hanya sampai 40an. Selebihnya lebih besar resikonya. Bahkan jika bertemu seseorang, Anda mungkin ingin tanpa anak setidaknya dua atau tiga tahun setelah menikah.
Oleh karena itu, peluang Anda untuk memiliki anak mungkin lebih pendek dari yang Anda kira.
Bagi yang menginginkan anak dan kebebasan finansial, ada baiknya meluangkan waktu untuk mencari pasangan yang cocok. Saya menyesali kerja keras pada 15 tahun pertama setelah lulus perguruan tinggi karena sebagai pasangan yang lebih tua, mereka tidak dapat lagi memiliki anak.
Peluang Bisnis Dari Blog
Saya terlalu lama memutuskan punya blog dari waktu sebagai penulis artikel. Menimbang-nimbang pro dan kontra terlalu lama dan ternyata membesarkan blog lebih sulit dari yang saya kira. Idealnya, kita sudah punya blog setelah dua tahun jadi penulis artikel.
Menyisakan penghasilan saat belum menikah akan lebih mudah. Kalau sudah punya anak, pertimbangan jadi terlalu besar. Anda membeli domain dan butuh setidaknya dua tahun untuk membesarkannya. BLog sudah berjalan dua tahun dan masih berjalan dari menang lomba blog, kerjaan sebagai penulis artikel dan belum monetise.
Sepertinya saya harus langsung saja mulai semua sekarang saja. Saya menyadari kalau peluang bisnis sangatlah berharga. Bahkan, kadang peluang tidak datang dua kali. Jadi, kita harus mengambilnya saat sedang ada di depan mata kita. Apakah sebuah kesempatan menulis, pernikahan dan lain sebagainya.