Cuci darah, yang juga dikenal sebagai hemodialisis, adalah prosedur medis yang digunakan untuk membersihkan darah dari limbah dan kelebihan cairan ketika fungsi ginjal tidak berfungsi dengan baik. Proses cuci darah melibatkan mengalirkan darah pasien melalui mesin dialisis yang menghapus limbah, garam, dan kelebihan air dari darah sebelum mengembalikannya ke tubuh.
Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Cuci Darah
Tujuan utama cuci darah adalah untuk membantu menggantikan fungsi ginjal yang tidak berfungsi dengan baik atau tidak ada. Ini membantu menghilangkan racun, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta memperbaiki kualitas darah.
Pasien yang menjalani cuci darah biasanya mengunjungi pusat dialisis beberapa kali seminggu. Selama sesi, seorang teknisi medis akan memasang kateter atau membuat akses arteriovenous (AV) di lengan pasien. Darah pasien kemudian dialirkan melalui mesin dialisis yang menghapus limbah dan kelebihan cairan. Darah yang telah dibersihkan dikembalikan ke tubuh pasien.
Durasi sesi perawatan bervariasi, tetapi umumnya berkisar antara 3 hingga 5 jam. Waktu yang dibutuhkan tergantung pada berbagai faktor, seperti kondisi kesehatan pasien, tingkat keparahan penyakit ginjal, dan rekomendasi medis.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi selama atau setelah sesi termasuk penurunan tekanan darah, mual, kelelahan, pusing, dan gatal-gatal. Dokter atau teknisi medis akan memantau pasien selama proses cuci darah untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul.
Frekuensi prosedur ini biasanya ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi pasien. Beberapa orang menjalani tindakan beberapa kali seminggu, sedangkan yang lain hanya membutuhkannya satu atau dua kali seminggu.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tim medis yang merawat Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik tentang prosedur hemodialisis, termasuk rencana perawatan, biaya, dan aspek-aspek lain yang terkait.

Penyakit Yang Memicu Cuci Darah
Seseorang harus menjalani hemodialisis karena ginjal tidak berfungsi dengan baik. Ada beberapa penyakit yang menyebabkan ginjal jadi rusak dan tidak dapat mengarahkan darah ke seluruh tubuh. Ginjal juga kesulitan untuk buang limbah yang ada dalam tubuh. Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa memicu gagal ginjal dan mengharuskan pasien melakukan hemodialisis secara kontinu.
1.Hipertensi
Tekanan darah tinggi dan gagal ginjal adalah dua hal yang saling berkaitan. Hipertensi kerap merusak pembuluh darah merah. Bila terjadi secara terus-menerus dalam waktu lama, bisa merusak fungsi ginjal.
2. Diabetes
Kadar gula yang tinggi dalam tubuh dalam waktu lama bisa mempengaruhi fungsi ginjal. Bila pasien tidak dapat menjaga kondisi diabetesnya, akan ada komplikasi dan salah satunya adalah ginjal rusak dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.
3. Peradangan Ginjal
Glomerulonefritis terjadi karena masalah autoimun atau ada bakteri dalam ginjal. Kerusakan yang disebabkan oleh penyakit ini hampir bisa dipastikan bersifat permanen.
4. Peradangan Pembuluh Darah
Vaskulitis adalah kondisi di mana tubuh melemah dan mengalami perubahan dalam pembuluh darah. Aliran tubuh tidak lancar dan bisa merusak fungsi organ lainnya, termasuk ginjal.
Anda tidak hanya datang dan menjalani prosedur ini. Sebelumnya ada serangkaian tes, dan bila terdeteksi ada masalah lain dengan kesehatan, Anda harus mendapatkan perawatan terlebih dahulu, sebelum akhirnya cuci darah.
Oleh karena itu, akumulasi biaya yang harus dikeluarkan jadi bervariasi. Periksakan diri dengan dokter secara kontinu terutama bila telah terdiagnosa penyakit tertentu yang perlu pemantauan jangka panjang seperti hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya.
Proses Cuci Darah
Prosedur hemodialisis, biasanya dilakukan di pusat dialisis dengan bantuan tim medis yang terlatih. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam keseluruhan prosedur
1.Pemasangan akses vaskular
Sebelum sesi hemodialisis, dokter akan melakukan pemasangan akses vaskular. Ini dapat berupa kateter yang dimasukkan melalui vena besar di leher atau paha, atau akses arteriovenous (AV) yang merupakan hubungan langsung antara arteri dan vena di lengan.
2.Persiapan mesin dialisis
Setelah akses vaskular dipasang, pasien akan ditempatkan di kursi khusus atau tempat tidur yang nyaman. Tenaga medis akan mempersiapkan mesin dialisis dengan menghubungkan selang-selang ke mesin dan memasang filter khusus (dializer).
3.Pemantauan Vital
Sebelum memulai prosedur, tim medis akan memantau tekanan darah, denyut nadi, dan parameter vital lainnya untuk memastikan pasien dalam kondisi yang baik sebelum memulai perawatan.
Akses vaskular akan dihubungkan ke selang-selang mesin dialisis. Salah satu selang akan mengalirkan darah dari tubuh ke mesin, sedangkan selang yang lain akan mengembalikan darah yang telah dibersihkan ke tubuh.
4. Proses Cuci Darah
Setelah pasien terhubung dengan mesin dialisis, tim medis akan mengatur aliran darah melalui dializer. Proses ini akan memungkinkan darah mengalir melalui membran semipermeabel di dalam dializer, di mana limbah dan kelebihan cairan akan dihilangkan.
Tim medis akan memantau proses cuci darah secara terus-menerus selama sesi. Mereka akan memantau tekanan darah, aliran darah, dan parameter vital lainnya untuk memastikan pasien dalam kondisi yang stabil.
Setelah sesi selesai, selang-selang akan diputuskan, dan akses vaskular akan ditutup atau dibersihkan. Tim medis akan memastikan bahwa pasien dalam keadaan stabil sebelum membiarkannya pulang.
Penting untuk dicatat bahwa prosedur cuci darah harus dilakukan di bawah pengawasan dan bimbingan tim medis yang terlatih. Setiap pasien mungkin memiliki situasi dan kebutuhan yang berbeda, oleh karena itu, langkah-langkah dan detail proses cuci darah dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan pedoman medis yang diberikan.