Intrapreneur adalah Langkah Awal Membangun Bisnis

Intrapreneur adalah suatu hal baru bagi saya. Kata Entrepreneur lebih familiar, terutama kalau diartikan sebagai wirausaha. Saya pikir kita hanya bisa jadi karyawan atau mulai usaha sendiri. Sebelum memulai jadi wirausaha, kita kerap memilih jadi karyawan untuk mencari pengalaman, mengumpulkan modal, dan memberikan keamanan finansial.

Terutama ketika kita memiliki beberapa keahlian seperti menulis, mengajar, membuat e-book, blogging dan lain sebagainya. Tapi sebenarnya kita bisa coba intrapreneur untuk menjadi entreperenur dikemudian hari. Perusahaan juga bisa menerapakan jiwa intrapreneur pada karyawan mereka untuk memotivasi inovasi.

Contohnya seperti Google yang memberi ruang luas bagi karyawan untuk membuat terobosan di platformnya. Dari intrapreneur Google kita dapat menikmati Google Maps, Google Adsense, dan lain sebagainya. Perusahaan semakin inovatif dan terus menawarkan hal baru. Karyawan dapat mengembangkan diri dan memperoleh penghargaan di tempat kerja.

Intrapreneur Adalah Pengalaman Yang Berharga Sebelum Mulai Bisnis Sendiri

Anda yang saat ini masih berada dalam suatu perusahaan dan belum memulai bisnis digital sendiri, bisa mencoba intrapreneur. Hal ini dapat mengasah kemampuan diri dan membuka peluang untuk memulai usaha sendiri. Karena pada akhirnya, berapa lama kita akan bertahan di perusahaan? Berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

1. Manfaatkan Program Inovasi di Tempat Kerja

Cobalah terlibat dalam program perusahaan yang mendorong inovasi, seperti kompetisi ide atau hackathon. Ini adalah kesempatan untuk mengembangkan ide-ide baru dan mengasah kemampuan berinovasi. Jika program ini tidak ada, Anda bisa mengambil inisiatif dengan mengajukan ide proyek yang dapat membantu perusahaan. Langkah ini mengasah keterampilan kewirausahaan dan mendorong pola pikir kreatif.

2. Ikut Proyek Menantang

Ambil peran dalam proyek-proyek yang menuntut solusi kreatif dan keputusan penting. Pengalaman di proyek semacam ini bisa mengasah kemampuan memimpin, berpikir strategis, dan menyelesaikan masalah, yang penting dalam bisnis sendiri. Dengan terlibat di proyek menantang, Anda belajar cara mengelola risiko dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

3. Intrapreneur Adalah Mengasah Keterampilan

Fokuslah mempelajari keterampilan yang mendukung jenis bisnis yang ingin Anda mulai. Misalnya, pelajari coding jika tertarik dengan teknologi, atau manajemen pemasaran jika ingin membuka usaha kuliner. Pengetahuan yang Anda bangun akan sangat berguna saat Anda memutuskan untuk menjalankan bisnis sendiri.

4. Perluas Jaringan Profesional

Jadikan kesempatan bekerja di perusahaan untuk membangun koneksi dengan kolega, mentor, dan mitra potensial. Saat waktunya tiba untuk memulai bisnis, jaringan ini dapat memberikan masukan, dukungan, atau bahkan menjadi mitra bisnis. Mengembangkan koneksi yang kuat memungkinkan Anda untuk berbagi ide dan mendapatkan dukungan lebih luas.

5. Pelajari Manajemen Keuangan

Pelajari dasar-dasar manajemen keuangan saat mengelola proyek, terutama tentang anggaran dan alokasi sumber daya. Ini membantu Anda mempersiapkan keterampilan keuangan penting yang diperlukan saat menjalankan bisnis sendiri. Memahami perencanaan anggaran dan pengelolaan keuangan memungkinkan Anda menjaga kestabilan keuangan perusahaan pribadi.

6. Latih Keberanian dalam Mengambil Risiko

Ambillah risiko-risiko kecil dalam pekerjaan saat ini, seperti mengusulkan ide baru atau mencoba metode berbeda. Risiko yang terukur mengajarkan Anda untuk menghadapi ketidakpastian—keterampilan penting dalam kewirausahaan. Dengan berlatih menghadapi tantangan, Anda semakin percaya diri untuk mengambil langkah besar saat menjalankan bisnis sendiri.

7. Minta Dukungan untuk Pengembangan Diri

Minta dukungan perusahaan untuk mengikuti pelatihan atau kursus yang bisa meningkatkan keterampilan bisnis Anda. Kursus-kursus ini tidak hanya membantu dalam pekerjaan sekarang, tetapi juga mempersiapkan Anda untuk tantangan wirausaha. Perusahaan yang mendukung pengembangan karyawan menciptakan lingkungan yang ideal untuk menumbuhkan intrapreneurship.

8. Latih Pola Pikir Seperti Entrepreneur

Mulailah berpikir dan bertindak seperti entrepreneur, dengan mencari cara-cara untuk meningkatkan nilai atau memecahkan masalah yang ada. Ketika Anda terbiasa dengan pola pikir ini, Anda akan lebih siap untuk menjadi entrepreneur sejati yang melihat peluang dalam setiap tantangan. Berpikir inovatif adalah bekal utama saat Anda siap menjalankan bisnis sendiri.

9. Intrapreneur Adalah Kemampuan Membuat Target Jangka Panjang

Tentukan kapan Anda ingin beralih dari karyawan menjadi entrepreneur dan buat langkah-langkah yang perlu diambil. Memiliki rencana dan target yang jelas akan membantu transisi berjalan lebih lancar. Rencana yang terstruktur memungkinkan Anda mengukur kemajuan dan menyesuaikan langkah jika perlu.

10. Mulai Bisnis Kecil Sampingan

Cobalah menjalankan bisnis kecil sebagai sampingan untuk melatih keterampilan berbisnis. Misalnya, menjual produk online atau membuka jasa freelance. Memulai bisnis kecil memberi Anda pengalaman langsung dan persiapan praktis sebelum beralih ke bisnis penuh waktu. Saya menjalani usaha penulisan artikel sambil blogging dan mengajar. Lakukan usaha yang memang Anda sukai dan minati.

Menjadi seorang entrepreneur adalah impian banyak karyawan yang ingin lebih mandiri dan memiliki kontrol penuh atas pekerjaan dan keuangan mereka. Namun, memulai bisnis sendiri dari nol bukanlah hal yang mudah. Kita perlu modal, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup. Di sinilah konsep intrapreneurship bermanfaat bagi para karyawan yang ingin mengejar impian tersebut.

Intrapreneurship adalah kemampuan untuk berinovasi dan berpikir kreatif layaknya seorang entrepreneur, tetapi dilakukan di dalam lingkungan perusahaan tempat seseorang bekerja. Dengan memanfaatkan program inovasi, proyek khusus, atau bahkan sekadar mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah di dalam perusahaan.

Intrapreneur Adalah Melihat Peluang dalam Perusahaan

Seorang karyawan dapat melatih keterampilan kewirausahaan mereka dalam lingkungan yang lebih aman dan terstruktur. Melalui intrapreneurship, karyawan tidak hanya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi juga mengembangkan diri, keterampilan, dan jaringan yang suatu hari nanti akan berguna jika mereka memutuskan untuk menjadi entrepreneur.

Pendekatan intrapreneurship memberikan banyak manfaat, baik bagi karyawan maupun perusahaan. Bagi perusahaan, ini menciptakan budaya kerja yang inovatif dan adaptif, sementara bagi karyawan, ini adalah kesempatan untuk mengeksplorasi potensi diri tanpa meninggalkan pekerjaan utama mereka. Coba lebih jeli melihat peluang yang terpampang di depan mata.

1.Mengembangkan Produk atau Layanan Baru

Salah satu peluang terbesar dalam intrapreneurship adalah kesempatan untuk mengembangkan produk atau layanan baru yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Karyawan dapat memanfaatkan pemahaman mereka tentang industri atau pasar untuk menciptakan ide inovatif yang memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan pendapatan perusahaan.

2.Meningkatkan Proses Bisnis

Intrapreneur dapat berfokus pada efisiensi operasional dengan memperkenalkan proses baru atau perbaikan dalam sistem yang ada. Hal ini mencakup pengembangan teknologi baru, pengurangan biaya, atau peningkatan kualitas layanan yang bisa memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

3.Intrapreneur Adalah Berani Jadi Pemimpin Proyek

Inovatif Perusahaan sering mencari pemimpin untuk memimpin proyek baru yang berfokus pada inovasi atau pengembangan. Ini adalah peluang bagi karyawan untuk menunjukkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan mereka, yang dapat meningkatkan kredibilitas mereka di perusahaan serta memberikan pengalaman berharga yang diperlukan untuk mengelola usaha pribadi di masa depan.

4.Program Pengembangan Karyawan

Banyak perusahaan menawarkan program pengembangan karyawan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan profesional, termasuk kepemimpinan, manajemen proyek, dan strategi bisnis. Intrapreneur dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas pengetahuan mereka dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan beralih ke dunia kewirausahaan.

5.Mendapatkan Dukungan Keuangan untuk Ide Inovatif

Sebagai intrapreneur, karyawan tidak perlu khawatir tentang pendanaan yang biasanya menjadi kendala utama bagi pengusaha pemula. Mereka memiliki akses ke sumber daya perusahaan, seperti modal untuk eksperimen, tim pendukung, dan infrastruktur yang diperlukan untuk menguji dan mengimplementasikan ide mereka.

6.Menjalin Jaringan dan Membuka Peluang Bisnis

Melalui peran mereka dalam perusahaan, intrapreneur sering kali memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan klien, mitra bisnis, dan profesional lain dalam industri mereka. Ini bisa membuka peluang untuk kerjasama bisnis atau mendapatkan wawasan tentang tren pasar yang dapat membantu mereka dalam perjalanan kewirausahaan mereka di masa depan.

7.Mendorong Perubahan Budaya Perusahaan

Sebagai bagian dari intrapreneurship, karyawan dapat memainkan peran penting dalam menciptakan budaya perusahaan yang lebih inovatif, terbuka, dan adaptif terhadap perubahan. Ini juga memberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kreativitas dan pengembangan ide-ide baru.

Melalui peluang-peluang tersebut, intrapreneurship adalah cara untuk memberikan manfaat bagi perusahaan, tetapi juga memberikan pengalaman dan keahlian yang sangat berguna bagi karyawan yang ingin berkembang menjadi entrepreneur di masa depan. Anda tetapbisa berinovasi walau terhitung asih bekerja pada orang lain.

Tantangan Intrapreneur Yang Perlu Anda Pahami

Anda adalah karyawan dan tetrikat dengan peraturan dan regulasi. Ada perusahaan yang mendorong intrapreneur dalam bisnisnya, tapi banyak juga yang tidak. Oleh karena itu, jangan sampai Anda terjebak dalam perusahaan yang salah sejak awal. Jelilah dalam memilih tempat kerja dan kembangkan kemampuan diri. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda waspadai.

1. Ketergantungan pada Kebijakan Perusahaan

Sebagai intrapreneur, Anda bekerja di bawah payung perusahaan, yang berarti setiap keputusan yang diambil harus sesuai dengan kebijakan, tujuan, dan strategi perusahaan. Ini sering kali membatasi ruang gerak untuk bertindak cepat atau mengambil keputusan yang bersifat radikal. Sebagai contoh, sebuah ide inovatif mungkin membutuhkan perubahan dalam alur kerja atau strategi yang lebih luas, tetapi harus mendapatkan persetujuan dari atasan atau departemen lain, yang dapat memperlambat implementasi.

Selain itu, jika perusahaan memiliki struktur yang hierarkis atau budaya yang konservatif, intrapreneur mungkin menghadapi resistensi terhadap perubahan. Proses persetujuan bisa menjadi lebih panjang, dan dalam beberapa kasus, ide yang dinilai terlalu berisiko atau tidak sejalan dengan visi jangka panjang perusahaan bisa ditolak meskipun ide tersebut memiliki potensi besar.

Hal ini membuat Anda harus pintar-pintar dalam menavigasi kebijakan internal dan mencari cara agar ide mereka tetap relevan dan dapat diterima. Lagi pula, intrapreneur adalah kemampuan untuk mencari peluang dalam peluang. Jadi, Anda perlu cerdas membaca situasi dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

2. Keterbatasan Sumber Daya

Sebagai intrapreneur, Anda mungkin memiliki akses ke sejumlah sumber daya perusahaan, namun ini sering kali terbatas. Sumber daya seperti dana, waktu, dan tenaga kerja sering kali menjadi kendala ketika ingin mengimplementasikan ide yang membutuhkan investasi besar. Meskipun perusahaan memberikan dukungan, anggaran atau alokasi sumber daya untuk proyek inovatif kadang-kadang lebih sedikit dibandingkan dengan proyek inti perusahaan.

Selain itu, Anda harus mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang tersedia dengan bijaksana, karena tidak selalu dapat mengandalkan dana atau bantuan penuh dari perusahaan. Intrapreneur harus kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti menggunakan teknologi baru atau bekerja sama dengan tim yang lebih kecil dan fleksibel, untuk mewujudkan ide mereka dengan sumber daya yang terbatas.

3. Risiko Gagal yang Lebih Rendah, Tapi Tetap Ada

Sebagai intrapreneur, Anda tidak menanggung risiko finansial pribadi seperti yang dilakukan oleh entrepreneur, tetapi kegagalan tetap bisa memberikan dampak besar terhadap karier Anda. Jika ide yang dikembangkan gagal atau tidak menghasilkan hasil yang diharapkan, itu bisa mempengaruhi reputasi Anda dalam perusahaan.

Hal ini dapat menurunkan kepercayaan atasan dan kolega terhadap kemampuan Anda untuk berinovasi. Secara jangka panjang, hal ini bisa menghambat peluang karier di masa depan. Meskipun risiko gagal lebih rendah daripada seorang entrepreneur, intrapreneur tetap harus menghadapi tekanan untuk mencapai hasil yang konkret dan menguntungkan.

Gagal dalam mencapai tujuan atau meyakinkan pemangku kepentingan tentang nilai dari ide tersebut dapat menyebabkan dampak jangka panjang terhadap karier profesional Anda. Oleh karena itu, penting bagi intrapreneur untuk memiliki rencana cadangan dan siap menghadapi konsekuensi jika ide mereka tidak berjalan sesuai rencana.

4. Intrapreneur Adalah Mengetahui Batasan

Karyawan diharapkan untuk mengembangkan ide baru yang inovatif, tetapi harus bekerja dalam batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki visi dan nilai-nilai yang harus diikuti oleh semua karyawan, termasuk intrapreneur. Ini bisa menghalangi kebebasan kreatif dalam menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, karena ide harus sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan yang lebih besar.

Selain itu, intrapreneur mungkin merasa terhambat oleh budaya perusahaan yang lebih konservatif atau struktural. Umumnya mengutamakan stabilitas dan sedikit lebih enggan untuk menerima perubahan besar. Dalam kasus seperti ini, meskipun ada banyak ruang untuk berinovasi dalam ruang lingkup tertentu, intrapreneur harus bisa beradaptasi dengan lugas.

Anda melatih pola pikir wirausaha dan pada waktu yang sama menyadari pola pikir yang ada di dalam perusahaan dan memahami cara untuk mengusulkan ide-ide yang masih relevan dengan kepentingan perusahaan. Kreativitas mereka harus dijembatani dengan pertimbangan pragmatis dan realistis agar bisa diterima oleh manajemen.

5. Perubahan dalam Budaya Perusahaan

Mengubah budaya perusahaan untuk lebih terbuka terhadap inovasi dan ide baru adalah salah satu tantangan terbesar bagi seorang intrapreneur. Banyak perusahaan memiliki budaya yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun, yang cenderung lebih konvensional dan resistensi terhadap perubahan. Intrapreneur perlu berjuang untuk meyakinkan manajemen dan rekan-rekannya bahwa budaya inovasi adalah hal yang positif dan akan meningkatkan daya saing perusahaan.

Selain itu, meskipun perubahan budaya perusahaan adalah hal yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung inovasi, itu memerlukan waktu dan proses. Sebagai intrapreneur, Anda harus menunjukkan bahwa perubahan ini dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan bersifat menguntungkan bagi perusahaan. Menghadapi hambatan budaya ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat, kemampuan komunikasi yang efektif, serta kesabaran untuk meraih dukungan dari berbagai pihak di dalam perusahaan.

6. Konflik dengan Tim atau Pihak Lain di Perusahaan

Tantangan lain yang sering dihadapi oleh intrapreneur adalah potensi konflik dengan tim atau departemen lain dalam perusahaan. Setiap pihak di perusahaan memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda, dan ini bisa menimbulkan perbedaan pandangan mengenai proyek atau ide yang sedang dikembangkan. Jika ide intrapreneur tidak dipahami atau tidak diterima oleh pihak lain, itu bisa menimbulkan ketegangan atau bahkan perselisihan.

Untuk mengatasi hal ini, intrapreneur perlu mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang baik. Mereka harus mampu menjelaskan manfaat dari ide mereka kepada pihak lain dan mencari cara untuk membangun dukungan. Mengelola konflik dengan hati-hati adalah keterampilan penting untuk menciptakan kerja sama yang positif antara tim dan departemen yang berbeda, sehingga proyek inovatif bisa berjalan dengan lancar.

7. Tantangan dalam Menjaga Motivasi

Sebagai intrapreneur, Anda sering kali dihadapkan pada tekanan untuk mencapai hasil yang cepat dan memenuhi ekspektasi yang tinggi dari perusahaan. Ini bisa menjadi tantangan dalam menjaga motivasi, terutama ketika menghadapi hambatan atau saat ide yang dikembangkan tidak mendapat sambutan positif. Ketegangan antara harapan pribadi dan tuntutan perusahaan bisa membuat intrapreneur merasa frustasi atau bahkan kehilangan semangat.

Namun, tantangan terbesar adalah tetap fokus dan positif meskipun menghadapi kegagalan atau kemunduran. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi intrapreneur untuk memiliki visi yang jelas tentang tujuan mereka, baik itu untuk perusahaan maupun untuk pengembangan pribadi. Mengingat kembali alasan mereka untuk berinovasi dan mencari dukungan dari kolega atau mentor bisa membantu menjaga motivasi dan semangat untuk terus maju meskipun menghadapi rintangan.

8. Kompleksitas Manajerial

Menjadi intrapreneur tidak hanya tentang mengembangkan ide, tetapi juga mengelola proyek dan tim yang terlibat. Bagi banyak orang, ini adalah tantangan besar karena mereka harus menangani berbagai tugas manajerial, seperti perencanaan, pengalokasian sumber daya, dan pemecahan masalah. Selain itu, mereka harus bekerja dengan berbagai departemen yang mungkin memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda, yang bisa memperumit proses pengambilan keputusan dan implementasi.

Penting bagi intrapreneur untuk memiliki keterampilan manajerial yang kuat untuk memastikan proyek dapat berjalan dengan lancar. Mereka harus dapat memimpin tim, mengatasi tantangan yang muncul, dan memastikan bahwa proyek tetap berada di jalur yang benar. Memahami dinamika organisasi dan dapat mengelola berbagai pihak adalah keterampilan yang sangat penting untuk memulai wirausaha.

Intrapreneurship adalah peluang besar bagi karyawan untuk berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru dalam perusahaan. Terdapat peluang dan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Terdapat keterbatasan sumber daya, ketergantungan pada kebijakan perusahaan, dan kemungkinan terjadinya konflik dengan tim internal adalah hal-hal yang harus dihadapi.

Meskipun tantangan tersebut besar, intrapreneurship tetap menjadi jalan yang menarik bagi mereka yang ingin mengembangkan keterampilan kewirausahaan tanpa harus menghadapi risiko besar secara langsung. Karyawan dpat menjadi wirausaha dengan jalan intrapreneur. Oleh karena itu, latih kemampuan komunikasi yang baik, kreativitas dalam mencari solusi, dan kesiapan untuk mengatasi hambatan yang mungkin muncul sepanjang perjalanan.

Dengan ketekunan, kemampuan beradaptasi, dan dukungan dari perusahaan, seorang intrapreneur dapat mengubah tantangan menjadi peluang yang membawa manfaat besar baik bagi perusahaan maupun pengembangan karier mereka sendiri. Anda bukan hanya berinovasi dalam batasan yang ada, tetapi juga memanfaatkan potensi diri untuk menciptakan perubahan yang signifikan di dalam organisasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *